Kurikulum, Guru
Berkarakter Membentuk Siswa Berkarakter
Pendahuluan
Fakta yang
terlihat dalam masyarakat tentang sangat
menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda, menimbulkan
maraknya perbincangan bahwa pada saat ini diperlukan kurikulum yang berkarakter.
Apakah kurikulum di masa lalu tidak memuat pendidikan karakter? Jika kurikulum
terdahulu sudah kurikulum berkarakter, apakah kurikulum itu sendiri telah memiliki karakter sehingga mampu
membentuk karakter peserta didik? Tentu kurikulum ditetapkan sudah sesuai dengan kondisi pada
masa atau waktu itu. Namun kurikulum dan
guru harus berkarakter sehingga mampu membentuk siswa
yang berkarakter. Namun sesungguhnya banyak factor yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan, selain kurikulum dan guru, juga siswa itu sendiri,
orang tua dan lingkungan. Namun yang
akan dibahas adalah kurikulum, guru dan goolnya yaitu siswa itu sendiri.
A. Kurikulum Berkarakter
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang berisi serangkaian proses kegiatan
belajar siswa. Oleh karena kurikulum
adalah rancangan pendidikan yang berisi serangkaian proses kegiatan belajar
siswa ,maka kurikulum tersebut perlu untuk selalu dieavluasi atau direvisi atau
disempurnakan. Penyempurnaan/perbaikan
kurikulum adalah hal yang wajar, dan perlu terus-menerus dilakukan dengan
melihat kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta didik.
Di tengah
majunya dunia teknologi, sangat mempengaruhi dunia pendidikan Indonesia.
Generasi anak Indonesia sekarang lebih disibukkan permaiann game online (Pokemon
go yang sedang trend), facebook, twitter, merokok, gank motor, nongkrong bareng
(nobar), menggejalanya video seks, narkoba dan kegiatan lain yang menghabiskan
waktu dan merusak kesehatan, sehingga hanya sedikit atau bahkan tidak ada waktu
untuk belajar. Kebiasaan bernilai positif seperti keramahan, kejujuran dan
kepedulian mulai hilang. Artinya bila ini terus berkelanjutan, maka Indonesia
akan kehilangan generasi-generasi terbaiknya.
Kondisi ini jelas terlihat melanda anak muda Indonesia.
Setelah sekian
lama kurikulum pendidikan Indonesia tidak memunculkan mata pelajaran Budi Pekerti,
yang terbaru perbaikan/penyempurnaan
kurikulum terakhir yaitu kurikulum 2013 yang sekarang diberi nama menjadi ‘Kurikulum Nasional’,
kembali memunculkan Budi Pekerti yang dipadukan dengan pelajaran Pendidikan
Agama : “Agama dan Budi Pekerti”.
Bagi guru yang
peka bahwa betapa pentingnya pendidikan/pembentukan karakter bagi anak didik,
sebenarnya tanpa dimunculkannya pun mata pelajaran Budi Pekarti pada setiap topic /materi ajar,
khususnys pendidikan Agama (Kristen) ketika menjelaskan topic/materi ajar, maka
pada setiap akhir pembelajaran harus selalu dikaitkan dengan budi pekerti,
yaitu penerapan/aplikasi khusus yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
para siswa. Tidak hanya pelajaran Agama, tetapi juga bidang studi yang lain (PKN, IPS, IPA, PLBJ
dll) sangat perlu untuk mengkaitkannya
dengan budi pekerti/penerapan/yang bisa dipraktikkan para siswa dalam hidup
sehari-hari.
Setiap guru diharapkan mampu menguasai, meramu atau mendeskripsikan kurikulum 2013 secara tepat, dan mampu meningkatkan
kompetensi siswa sehingga siap menghadapi tantangan global. Sebab sekalipun
kurikulum sudah berkarakter, namun jika guru tidak mampu meramu kurikulum
tersebut dengan baik, maka kurikulum yang berkarakter tersebut tidak ada guna
bagi siswa. Tetapi ketika kurikulum dan guru sudah berkarakter, akan mampu menghasilkan para siswa sebagai
penerus bangsa yang berkarakter.
Kurikulum 2013 membentuk siswa untuk mampu
melakukan pengamatan/observasi secara
langsung, lalu membuat laporan atau hasil dari pengamatan/observasi, Inilah yang
disebut dengan unjuk kerja siswa/ performace task, ini dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok, ini
tergantung kebijakan guru.
Dalam
kurikulum/pendidikan berkarakter setiap mata pelajaran mempunyai nilai-nilai
tersendiri yang akan ditanamkan kepada siswa. Hal ini disebabkan karena
adalanya keutamaan focus dari tiap mata pelajaran yang tentunya mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Contoh: dalam Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, nilai
luhur atau nilai utama yang ditanamkan adalah: religius, jujur, santun,
disiplin, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan,
social, sadar akan hak dan kewajiban, bergaya hidup sehat, dan adil.
Penanaman nilai di atas diharapkan akan menjadikan peserta didik menjadi
lebih berkarakter. Demikian halnya dengan pelajaran/bidang studi lain,
masing-masing mempunyai nilia-nilai
khusus yang akan ditanamkan kepada setiap siswa. Tentang nilai-nilai luhur atau
nilai utama ini, sangat tergantung pada guru. Mampukan guru mendeskripsikan
nilai-nilai tersebut dengan baik serta tajam kepada para siswa?
B. Guru Berkarakter Membentuk
Siswa Berkarakter
Guru adalah pendidik yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak, baik perkembangan jasmani maupun rohani, sebagai mahluk social dan individu yang dewasa,
serta mampu berdiri sendiri. Guru merupakan sosok panutan bagi siswa dan
masyarakat. Profesi sebagai guru diharapkan adalah sebagai panggilan. Dengan
panggilan tersebut akan memampukan guru
untuk mengembangkan orang lain kearah kesempurnaan. Guru bertugas bukan hanya
mendidik tetapi sekaligus sosok teladan
bagi siswa. Oleh karena itu berprofesi sebagai guru bukan sembarang pekerjaan
karena memerlukan berbagai kelebihan,
baik kepribadian, spiritual, ahlak, pengetahuan dan keterampilan.
Ketika seorang anak mulai masuk dalam dunia sekolah,
kata-kata dan perilaku guru lebih menarik perhatian anak dibandingkan kata-kata dan perilaku orang
tua. Ucapan guru diingat dan dipercaya
anak sedemikian rupa bahkan cara guru berkata-kata dan berjalan ditiru dengan
tepat. Ini terjadi karena seorang anak cenderung untuk meniru apa yang
dilihatnya. Artinya dengan keteladanan seorang guru, dapat membentuk kepribadian si anak/siswa, untuk
jangka waktu yang lama yaitu berahlak mulia. Oleh karena kecenderungan meniru inilah
maka keteladanan dari guru lebih baik dan lebih efektif dalam mendidik
dibandingkan dengan petuah atau nasehat.
Bagaimana Menjadi Guru Berkarakter?
1.
Senyum,
Salam, Sapa
Senyum,
salam, sapa harus dibudayakan di lingkungan sekolah. Guru yang ramah, murah
senyum dan mau menyapa pasti disenangi semua siswa. Oleh karena itu dalam
keadaan sesibuk apapun diharapkan guru mampu memberi senyum, memberi salam dan menyapa.
2.
Pemaaf
Dalam
kesehariannya sebagai guru yang selalu bertemu dengan siswa yang berbeda latar
belakang, termasuk siswa yang sudah membawa masalah dari rumah, siswa yang
sengaja membuat guru menjadi kesal, selalu menjadi biang keladi keributan di
kelas ini adalah hal biasa yang dijumpai seorang guru. Diharapkan guru tidak
menamkan kebencian kepada siswanya, tetapi memaafkan lalu melakukan pendekatan
pribadi dengan siswa-siswa yang bermasalah.
3.
Perkataan
dan perbuatan selaras
Dengan
perkataan dan perbuatan yang selaras akan menanamkan pemahaman yang konsisten
kepada siswa. Artinya guru tidak hanya menyampaikan secara teori saja tetapi
juga melakukan atau mempraktikkannya.
4.
Adil/Tidak
pilih kasih
Berusaha
untuk selalu adil juga menjadi ciri guru yang berkarakter. Mampu memperlakukan
siswa dengan adil dan tidak pilih kasih.
5.
Mengontrol
emosi.
Guru masa
kini dituntut untuk memiliki kecerdasan
menguasai emosi. Suatu kemampuan untuk mengolah dan mengontrol emosi agar dapat
merespon secara positif setiap kondisi yang muncul dari siswa.
6.
Tidak
Otoriter
Guru
berkarakter tidak menjadi penguasa di kelas, tetapi member pemahaman kepada
siswa bahwa peraturan sekolah ditegakkan adalah demi kebaikan warga sekolah.
Sebaiknya ketika peraturan sekolah dibuat perlu melibatkan siswa untuk membuat
kesepakatan-kesepakatan, karena sudah saatnya
menumbuhkan budaya musyawarah atau dialog, sehingga ketika terjadi
pelanggaran maka siswa akan rela menerima konsekuensinya karena sudah
disepakati secara bersama.
7.
Menegur
kesalahan dengan kata-kata bijak
Menengur
tanpa membuat siswa tersinggung, memberi teguran dengan memperhatikan
kondisi/situasi, memilih kata-kata sopan dan halus. Hindari bersikap jengkel
kepada siswa yang ditegur, sehingga tidak menimbulkan kesan hanya melampiaskan
kekasalan guru saja.
8.
Menjadi
sahabat yang baik
Guru yang
mampu menempatkan diri sebagai sahabat yang baik akan membuat siswa menjadi
merasa dekat dan nyaman. Kedekatan dan rasa nyaman sangat penting kaitannya
dengan motivasi dan semangat siswa dalam proses pembelajaran.
9.
Penuh
kasih sayang, tetapi tegas
Penuh
kasih sayang bukan berarti tidak bisa tegas. Penuh kasih sayang dalam artian
ketika siswa melakukan kesalahan tetap harus ada konsekuansi yang diberikan,
namun harus benar-benar diberi pengertian kepada siswa bahwa konsekuensi dari
kesalahan harus diterima, karena konsekuensi itu diberikan sebagai peringatan,
wujud kasih sayang dari guru, agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang
sama.
10. Paham latar belakang siswa
Dengan
memahami latar belakang siswa akan memudahkan
guru mengembangkan metode pengajaran yang tepat guna mempernudah daya
serap siswa. Dengan memahami latar belakang siswa diharapkan guru memperlakukan
siswa sebagai pribadi-pribadi yang unik dan memiliki cirri tersendiri.
Diharapkan guru mampu menghargai setiap kelebihan dan kekurangan setiap siswa.
11. Suka memberi pujian ketika anak didik
berprestasi/ lebih baik (nilai dan sikap)
Suka
memberi pujian merupakan merupakan magnit positif bagi siswa untuk lebih baik,
semakin maju.
12. Rendah hati
Rendah
hati adalah pribadi yang bijak, dapat
memposisikan dirinya sama dengan orang
lain. Tidak merasa lebih baik, kaya,
cantik/ganteng, mahir, lebih tinggi atau lebih mulia, menghargai secara tulus
setiap siswa dengan keunikannya masing-masing sebagai ciptaan Tuhan.
13. Komunikasi intensif
Kemampuan
berkomunikasi secara intensif sangat diperlukana dalam pembelajaran, baik di
kelas maupun di luar kelas. Intonasi yang dapat dimengerti, sopan, mempunyai
nilai-nilai relijius, akan sangat menyejukkan siswa.
14. Mampu dan selalu memberi motivasi
Mampu meyakinkan para sisiwanya
bahwa mereka memiliki potensi untuk berubah kearah yang lebih baik, dapat
beranjak dari kemiskinan dan kebodohan, dan dapat hidup lebih baik sehingga
memiliki kehidupan yang sukses dimasa mendatang. Motivasi kepada peserta didik
harus terus di tanamkan sehingga tumbuh kepercayaan diri dalam diiri mereka
bahwa mereka dapat menjadi orang yang mandiri, cerdas dan bermasa depan cerah.
15. Berkepribadian yang arif
Dalam
kesehariannya bersama siswa dalam kelas dibutuhkan kemampuan untuk bersikap
bijaksana atau berkepribadian yang arif, sehingga siswa tidak merasa
diperlakukan dengan tidak baik.
16. Menjadi teladan bagi teman sejawat dan
peserta didik.
Menjadi
teladan artinya menjadi sosok yang digugu, dicontoh dan dihormati oleh sesama
guru dan peserta didik karena.
17. Menghargai setiap siswa
Setiap
siswa mempunyai harga diri, hak-hak pribadi dan kehormatan. Dengan guru
menghargai siswa akan membuat siswa merasa diperhatikan dan ini menambah rasa
percaya diri siswa yang dapat menambah semangat belajarnya
18. Mampu menjadi orang tua kedua bagi anak
didik.
Selama di
sekolah guru adalah sebagai orang tua bagi setiap siswa, sehingga harus
bertanggung jawab penuh terhadap setiap siswa sepanjang jam sekolah.
Sebagaimana setiap orang tua menyayangi anak-anaknya demikian kiranya guru juga
harus dengan tulus menyayangi setiap siswa.
19. Mencintai profesi guru.
Seorang
guru yang mencintai profesinya akan berusaha semaksimal mungkin, mencurahkan
perhatian, keahliannya untuk siswa-siswanya.
20.Menerima
masukan dari siswa
Tidak
merasa benar sendiri, dan bersedia menerima masukan atau informasi ilmu
pengetahuan dari siswa adalah ciri seorang guru berkarakter.
Kesimpulan
Tiga hal penting sebagai berikut:
1. Kurikulum perlu untuk selalu dieavluasi atau direvisi
atau disempurnakan. Penyempurnaan/perbaikan
kurikulum perlu terus-menerus dilakukan dengan melihat kebutuhan yang
berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta didik dan melestarikan
nilai-nilai budaya bangsa
· 2. Guru berkarakter menjadi kata kunci dalam usaha membentuk siswa yang berkarakter.
· 3. Diperlukan kesiapan kurikulum
berkarakter, guru berkarakter untuk membentuk pribadi/siswa yang berkarakter
dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan
Kiranya
berguna bagi sahabat guru. Baca juga : Bahagia Menjadi Guru Idola.
No comments:
Post a Comment