Guru Idola/ Bahagia Menjadi Guru
Seorang guru bertugas
untuk mengajar dan mendidik. Mengajar dan mendidik adalah suatu usaha atau aktivitas untuk membentuk
manusia-manusia yang cerdas dalam berbagai aspek, baik intelektual, social,
emosional, maupun spiritual, terampil serta berkepribadian dan dapat berperilaku
terpuji.
Berprofesi sebagai seorang guru
sudah tentu sebagian besar waktunya berurusan dengan anak didik yang terdiri dari berbagai latar belakang dan
berbagai karakter. Mengingat keseharian
guru selalu bersama dengan anak didik, apakah setiap guru menikmati profesinya
sebagai seorang guru ?
Menjadi guru mungkin semua orang
bisa, tetapi menjadi guru yang senang dan bahagia menjalani profesinya karena
disenangi atau diidolakan anak didik, perlu dipertanyakan. Guru yang memiliki
keahlian dalam mengajar dan mendidik tentu memerlukan keuletan, pendidikan,
pelatihan, dan jam terbang yang cukup memadai, namun hal-hal tersebut tidak
menjadi jaminan bahwa si guru berhasil di kelas dan disenangi atau diidolakan
anak didik.
Menjadi
guru yang disenangi anak didik atau diidolakan anak didik adalah dambaan setiap guru. Bagaimana caranya
agar siswa merasa senang saat guru hadir di kelas dan sedih saat guru tidak hadir
di kelas? Ini artinya guru menjadi sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh
siswa. Ketika guru muncul di pintu gerbang, anak didik berlarian mengejar guru,
memberi salam, lalu saling berebut ingin membawa tas sang guru atau apa saja
yang dipegang atau dibawa oleh guru. Guru tersenyum berjumpa denangan anak
didiknya yang selalu menunggu kehadirannya, lalau memegang dan mengelus kepala pertanda kasih sayang dari
guru kepada anak didik.
Guru yang disenangi/diidolakan anak didik akan sangat
tertolong dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Selain anak
didik senang mendengar guru mengajar , namun yang lebih penting lagi adalah kemudahan dalam pembentukan karakter atau perilaku anak
didik. Ketika guru idola meminta anak didik untuk melakukan sesuatu, maka anak didik akan merasa senang dan bahagia
melakukan apapun yang diinginkan atau ditugaskan guru.
Menjadi guru idola bukanlah semata-mata guru yang berparas cantik, ganteng, keren, pandai melucu atau hal-hal lainnya. Tetapi lebih dari itu, guru idola adalah guru yang bisa diteladani dalam ilmu dan akhlaknya oleh siswanya. Oleh karena itu, output hasil belajar adalah siswa cerdas dan berakhlak baik, bukan sekedar pencapaian angka-angka. Tentanag pencapaian output yang baik, guru juga harus menekankan bahwa pencapaian nilai tersebut harus melalui cara yang benar, jujur dan menghindarkan diri dari sikap menghalalkan semua cara.
Ciri-ciri guru yang disenangi
atau guru idola memiliki karakteristik sbb:
1. Kehadirannya
selalu dirindukan anak didik
2. Murah
senyum dan menyapa “bagaimana keadaanmu hari ini?”
3. Berpenampilan
menarik, rapi dan sopan
4. Perkataana
dan perbuatannya selaras
5. Pintar
dan berwawasan luas memahami dan
menguasai materi pelajaran;
6. Mengajarnya
mudah dipahami dan menyenangkan;
7. Memahami
psikologi anak dan remaja
8. Tidak
pilih kasih/ adil
9. Menegur
kesalahan dengan kata-kata bijak
10. Disiplin
11. Memiliki
rasa humor yang bagus (memberi humor sesuai dengan materi yang sedang diajar)
12. Penuh
kasih sayang, tetapi tegas
13. Kreatif
14. Suka
memberi pujian ketika anak didik berprestasi/ lebih baik (nilai dan sikap)
15. Tidak
sombong
16. Rendah
hati
17. Mampu
memberi motivasi
18. Memiliki
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
19. Menjadi
teladan bagi teman sejawat dan peserta didik.
20.Mampu
menjadi orang tua kedua bagi anak didik.
Selanjutnya,
hal-hal apa saja yang terjadi ketika guru yang disenangi/guru idola mengajar di
dalam kelas?
1.
Konsentrasi
2.
Mudah memahami pelajaran
3.
Mudah mengingat
4.
Merespon
5.
Semangat
belajar meningkat/termotivasi
6.
dll
Apapun aktivitas di ruang belajar yang dilandasi dengan
kasih sayang yang tulus akan terasa sekali pengaruhnya, dampaknya akan terlihat
jelas terhadap anak didik. Unsur kasih sayang hendaknya dikedepankan dalam setiap kegiatan-kegiatan di dalam
kelas.
Tantangan untuk setiap guru adalah menciptakan suasana supaya anak
betah di sekolah, tidak merasa tertekan,
bosan, takut bahkan merasa terbebani dengan banyak tugas. Hal-hal ini harus dihindari dan harus dicari solusinya. Mengajar dan mendidik
dengan hati sangat diperlukan untuk mengubah karakter anak didik supaya lebih
baik.
Guru
idola selalu dirindukan kedatangannya, tutur katanya ditaati, dan kepergiannya
ditangisi. Selanjutnya guru pun selalu merindukan, mendoakan anak didinya. Jika hal ini sudah terjadi maka
pendidikan akan berlangsung dalam suasana kekeluargaan
dengan pendidik sebagai orang tua dan anak didik (murid) sebagai anak. Mengajar
dan mendidik dengan hati adalah
ungkapan rasa kasih sayang, keikhlasan, kejujuran , keagamaan , dan
suasana kekeluargaan .
Pendidikan yang berlangsung dalam
suasana kekeluargaan akan menciptakan kasih saying. Kasih sayang adalah
pengaruh yang akan melalancarkan semua keinginan, harapana dan tujuan yang
hendak dicapai. Kasih sayang dalam interaksi antara guru dengan siswa
akan melahirkan sikap guru yang lebih
suka tersenyum daripada menghukum. Lebih
suka bersikap empatik daripada menghardik . Guru yang baik adalah guru yang
melandasi setap interaksinya dengan siswa diatas nilai-nilai cinta dan kasih
sayang. Dengan cintalah akan lahir keharmonisan.
Guru yang penuh cinta dan kasih sayang akan tercermin melalui
kelembutan, kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban, serta sikap-sikap
positif lainnya dalam berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya dengan para
siswa. Sosok guru yang selalu menebari kasih sayang pada siswa akan disambut
positif oleh siswa. Siswa akan mencintai
guru dengan cara mengidolakannya, serta menempatkan dia sebagai sosok yang
berwibawa dan disegani.
Guru yang baik, yang mengajar dengan
hati berusaha meberikan pendekatan khusus kepada anak-anak didiknya secara
pribadi. Ketika seorang anak didik terlihat muram, tidak bersemangat, guru
melakukan pendekatan khusus, menyediakan
waktu untuk bertanya kepada anak didiknya tentang apa yang sedang terjadi
sehingga si anak didik menjadi muram dan tidak bersemangat.
Jika anak didik menyenangi gurunya
dan anak didik percaya bahwa gurunya menyayanginya, maka dengan mudah anak
didik tersebut akan terbuka mengutarakan
“semua” yang sedang terjadi, atau yang dialami oleh anak didik.
Sebagai contoh bagaimana seorang
guru idola yang menjgajar dengan hati berhasil merubah /membentuk karakter anak
didiknya:
Seorang anak didik merasa tidak
disayang oleh orangtua, karena selalu dimarahi bahkan dipukul. Dimarahi dan
dipukul karena pulang terlambat dari tempat bermain, bila berebutan sesuatu
dengan adiknya, selalu dimarah karena dianggap tidak mau mengalah kepada adik,
padahal adiknyalah yang membuat masalah. Adiknya selalu diajak oleh ibunya
kemana pun ibunya pergi.
Karena hal ini terus terjadi, lama-kelmaan si anak menyimpan kebencian yang
dalam kepada orang tua (ibunya). Masalah
nya adalah orangtua tidak tahu bahwa si anak menyimpan kebencian yang sangat
dalam terhadap ibunya. Ada luka batin yang sedang dialami oleh si anak,
sehingga ketika guru mengajak anak untuk berdoa supaya Tuhan tolong si anak
untuk menmaafkan ibunya, sianak sempat menolak /tidak mau diajak berdoa. Namun
karena guru idolanya yang sayang kepadanya terus memberi pemahaman atau nasihat
bahwa sesungguhnya tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya, lama
kelamaan anak didik mau berdoa dan mau memaafkan ibunya, lalu menghilangkan
prasangka yang tidak baik kepada ibunya.
Ketika keesokan harinya sang guru
memanggil ibu dari si anak didik, lalu menceritakan apa yang sudah terjadi,
orang tua tersebut sangat terkejut mengetahui bahwa anaknya sempat menaruh
kebencian yang dalam derhadap dirinya. Sadar akan bahaya yang sedang mengancam
anaknya bahwa suatu waktu bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan si ibu
menangis , memeluk sambil berterima kasih kepada sang guru yang sudah membantu
menyelesaikan masalah, bahkan memulihkan anaknya dari kemarahan dan kebencian
kepadanya. Pada saat itu juga ibunya meminta maaf kepada anaknya karena sudah
membuatnya sakit hati dan marah. Ibu dari si anak didik berjanji akan
memberikan perhatian yang sama kepada anak-anaknya, dan tidak lagi mau memukul
anaknya.
Ini adalah contoh bagaimana seorang
guru yang mengajar dengan hati. Mengajar bukan sekedar menyelesaikan kurikulum
tetapi memberi diri melakukan pendekatan secara pribadi kepada anak didik.
Anak didik bisa bahkan senang curhat kepada gurunya , masih
adakah pada zaman ini?
Ini adalah tantangan bagi setiap
guru. Ketika anak didik sudah mencintai guru maka apapun yang diharapkan oleh
guru akan dilakukan oleh anak didiknya dengan senang hati. Jadi respon balik dari rasa cinta siswa bisa
terwujud melalui sikap-sikap positif. Misalnya penghormatan, kepatuhan,
motivasi belajar, kecintaan terhadap tugas, dan rasa ingin selalu menghargai guru
yang dicintainya. Dengan sikap-sikap seperti ini maka siswa akan merasakan
bahwa belajar sudah bukan lagi sebagai beban atau kewajiban, tetapi sebagai
kebutuhan bahkan belajar di sekolah menjadi hal yang selalu ditunggu-tunggu dan muncul gairah untuk berprestasi didalam diri
anak didik.
Berbeda
dengan guru yang kurang atau tidak
disenangi oleh anak didik. ketika guru muncul, anak didik pura-pura tidak
melihat, sedih karena guru yang tidak
disenangi masuk kelas. Atau memberi salam tetapi karena terpaksa atau hanya
sekedar basa-basi saja, karena takut dikatakan tidak sopan atau tidak beretika.
Hal-hal apa saja yang akan dilakukan anak didik ketika guru yang tidak disenangi mengajar di
dalam kelas?
1. Bosan
2. Tidak konsentrasi
3. Mengajak temannya ngobrol
4. Menggambar dan mencoret-coret apa saja yang muncul dalam
pikirannya
5. Mengantuk
6. Tidur
7. dll
Mengapa ada guru yang tidak diharapkan hadir di kelas oleh anak didik?
a.
Penampilan tidak menarik
b.
Bertindak sebagai penguasa kelas
c.
Pilih kasih
d.
Suara terlalu lantang
e.
Terlalu banyak memerintah
f.
Tidak memeriksa PR
g.
Suka menekan siswa
h.
Bernada memaksa
i.
Sering mencela sisiwa dengan
kata-kata yang tidak membangun
Seluruh siswa tidak menyukai guru yang berpenampilan tidak menari,
seperti penguasa yang suka marah, pilih kasih, suara terlalu lantang yang
membawa kesan kasar, terlalu banyak memerintah, tidak menghargai kerja siswa
dengan tidak meemeriksa PR, suka menekan
siswa , memaksa, dan sering mengeluarkan kata-kata yang tidak membangun..
ketika guru mengajar mungkin siswa akana mematuhi guru tersebut, namun patuh
hanya sekedar takut namun tidak menghormatinya.
Juka ingin menjadi guru yang diidolakan murid dan berdampak
positif bagi peserta didik, bahasan-bahasan di atas bisa menjadi acuan, lalu
berusahalah menjadi guru yang diidolakan peserta didik karena akan sangat
berdampak positif bagi peserta didik , dan bagi guru sendiri.
No comments:
Post a Comment