Wednesday, June 8, 2016

Bahagia Menjadi Guru Idola



Guru Idola/ Bahagia Menjadi Guru
Seorang guru bertugas untuk mengajar dan mendidik. Mengajar dan mendidik adalah   suatu usaha atau aktivitas untuk membentuk manusia-manusia yang cerdas dalam berbagai aspek, baik intelektual, social, emosional, maupun spiritual, terampil serta berkepribadian dan dapat berperilaku terpuji.
Berprofesi sebagai seorang guru sudah tentu sebagian besar waktunya berurusan dengan anak didik  yang terdiri dari berbagai latar belakang dan berbagai karakter.  Mengingat keseharian guru selalu bersama dengan anak didik, apakah setiap guru menikmati profesinya sebagai seorang guru ?

Menjadi guru mungkin semua orang bisa, tetapi menjadi guru yang senang dan bahagia menjalani profesinya karena disenangi atau diidolakan anak didik, perlu dipertanyakan. Guru yang memiliki keahlian dalam mengajar dan mendidik tentu memerlukan keuletan, pendidikan, pelatihan, dan jam terbang yang cukup memadai, namun hal-hal tersebut tidak menjadi jaminan bahwa si guru berhasil di kelas dan disenangi atau diidolakan anak didik.

Menjadi guru yang disenangi anak didik atau diidolakan anak didik  adalah dambaan setiap guru. Bagaimana caranya agar siswa merasa senang saat guru hadir di kelas dan sedih saat guru tidak hadir di kelas? Ini artinya guru menjadi sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh siswa. Ketika guru muncul di pintu gerbang, anak didik berlarian mengejar guru, memberi salam, lalu saling berebut ingin membawa tas sang guru atau apa saja yang dipegang atau dibawa oleh guru. Guru tersenyum berjumpa denangan anak didiknya yang selalu menunggu kehadirannya, lalau memegang dan  mengelus kepala pertanda kasih sayang dari guru kepada anak didik.
Guru yang disenangi/diidolakan anak didik akan sangat tertolong dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Selain anak didik senang mendengar guru mengajar , namun yang lebih penting lagi  adalah kemudahan dalam  pembentukan karakter atau perilaku anak didik. Ketika guru idola meminta anak didik untuk melakukan sesuatu, maka  anak didik akan merasa senang dan bahagia melakukan apapun yang diinginkan atau ditugaskan guru.

Menjadi  guru idola bukanlah semata-mata guru yang berparas cantik, ganteng, keren, pandai melucu atau hal-hal lainnya. Tetapi lebih dari itu, guru idola adalah guru yang bisa diteladani dalam ilmu dan akhlaknya oleh siswanya. Oleh karena itu, output hasil belajar adalah siswa cerdas dan berakhlak baik, bukan sekedar pencapaian angka-angka. Tentanag pencapaian output yang baik, guru juga harus menekankan bahwa pencapaian nilai tersebut harus melalui cara yang benar, jujur dan menghindarkan diri dari sikap menghalalkan semua cara.

Ciri-ciri guru yang disenangi atau guru idola memiliki karakteristik sbb:
1.     Kehadirannya selalu dirindukan anak didik
2.    Murah senyum dan menyapa “bagaimana keadaanmu hari ini?”
3.    Berpenampilan menarik, rapi dan sopan
4.    Perkataana dan perbuatannya selaras
5.    Pintar dan berwawasan luas  memahami dan menguasai materi pelajaran;
6.    Mengajarnya mudah dipahami dan menyenangkan;
7.    Memahami psikologi anak dan remaja
8.    Tidak pilih kasih/ adil
9.    Menegur kesalahan dengan kata-kata bijak
10. Disiplin
11.  Memiliki rasa humor yang bagus (memberi humor sesuai dengan materi yang sedang diajar)
12. Penuh kasih sayang, tetapi tegas
13. Kreatif
14. Suka memberi pujian ketika anak didik berprestasi/ lebih baik (nilai dan sikap)
15. Tidak sombong
16. Rendah hati
17. Mampu memberi motivasi
18. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
19. Menjadi teladan bagi teman sejawat dan peserta didik.
20.Mampu menjadi orang tua kedua bagi anak didik.

Selanjutnya, hal-hal apa saja yang terjadi ketika guru yang disenangi/guru idola mengajar di dalam kelas?

1.     Konsentrasi
2.    Mudah memahami pelajaran
3.    Mudah mengingat
4.    Merespon
5.     Semangat belajar meningkat/termotivasi
6.    dll

Apapun aktivitas di ruang belajar yang dilandasi dengan kasih sayang yang tulus akan terasa sekali pengaruhnya, dampaknya akan terlihat jelas terhadap anak didik. Unsur kasih sayang hendaknya dikedepankan  dalam setiap kegiatan-kegiatan di dalam kelas.
Tantangan untuk setiap  guru adalah menciptakan suasana supaya anak betah di sekolah, tidak  merasa tertekan, bosan, takut bahkan merasa terbebani dengan banyak tugas. Hal-hal ini  harus dihindari dan  harus dicari solusinya. Mengajar dan mendidik dengan hati sangat diperlukan untuk mengubah karakter anak didik supaya lebih baik.
Guru idola selalu  dirindukan kedatangannya,  tutur katanya ditaati,  dan kepergiannya ditangisi. Selanjutnya guru pun selalu merindukan, mendoakan  anak didinya. Jika hal ini sudah terjadi maka pendidikan akan berlangsung dalam suasana kekeluargaan dengan pendidik sebagai orang tua dan anak didik (murid) sebagai anak. Mengajar dan mendidik dengan hati adalah  ungkapan rasa kasih sayang, keikhlasan,  kejujuran , keagamaan , dan suasana kekeluargaan . 
Pendidikan yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan akan menciptakan kasih saying. Kasih sayang adalah pengaruh yang akan melalancarkan semua keinginan, harapana dan tujuan yang hendak dicapai. Kasih sayang   dalam interaksi antara guru dengan siswa akan  melahirkan sikap guru yang lebih suka tersenyum daripada menghukum.  Lebih suka bersikap empatik daripada  menghardik . Guru yang baik adalah guru yang melandasi setap interaksinya dengan siswa diatas nilai-nilai cinta dan kasih sayang. Dengan cintalah akan lahir keharmonisan.
Guru yang penuh  cinta dan kasih sayang akan tercermin melalui kelembutan, kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban, serta sikap-sikap positif lainnya dalam berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya dengan para siswa. Sosok guru yang selalu menebari kasih sayang pada siswa akan disambut positif  oleh siswa. Siswa akan mencintai guru dengan cara mengidolakannya, serta menempatkan dia sebagai sosok yang berwibawa dan disegani.
Guru yang baik, yang mengajar dengan hati berusaha meberikan pendekatan khusus kepada anak-anak didiknya secara pribadi. Ketika seorang anak didik terlihat muram, tidak bersemangat, guru melakukan  pendekatan khusus, menyediakan waktu untuk bertanya kepada anak didiknya tentang apa yang sedang terjadi sehingga si anak didik menjadi muram dan tidak bersemangat.
Jika anak didik menyenangi gurunya dan anak didik percaya bahwa gurunya menyayanginya, maka dengan mudah anak didik tersebut akan  terbuka mengutarakan “semua” yang sedang terjadi, atau yang dialami oleh anak didik.
Sebagai contoh bagaimana seorang guru idola yang menjgajar dengan hati berhasil merubah /membentuk karakter anak didiknya:
Seorang anak didik merasa tidak disayang oleh orangtua, karena selalu dimarahi bahkan dipukul. Dimarahi dan dipukul karena pulang terlambat dari tempat bermain, bila berebutan sesuatu dengan adiknya, selalu dimarah karena dianggap tidak mau mengalah kepada adik, padahal adiknyalah yang membuat masalah. Adiknya selalu diajak oleh ibunya kemana pun ibunya pergi.
Karena  hal ini terus terjadi,  lama-kelmaan si anak menyimpan kebencian yang dalam   kepada orang tua (ibunya). Masalah nya adalah orangtua tidak tahu bahwa si anak menyimpan kebencian yang sangat dalam terhadap ibunya. Ada luka batin yang sedang dialami oleh si anak, sehingga ketika guru mengajak anak untuk berdoa supaya Tuhan tolong si anak untuk menmaafkan ibunya, sianak sempat menolak /tidak mau diajak berdoa. Namun karena guru idolanya yang sayang kepadanya terus memberi pemahaman atau nasihat bahwa sesungguhnya tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya, lama kelamaan anak didik mau berdoa dan mau memaafkan ibunya, lalu menghilangkan prasangka yang tidak baik kepada ibunya.
Ketika keesokan harinya sang guru memanggil ibu dari si anak didik, lalu menceritakan apa yang sudah terjadi, orang tua tersebut sangat terkejut mengetahui bahwa anaknya sempat menaruh kebencian yang dalam derhadap dirinya. Sadar akan bahaya yang sedang mengancam anaknya bahwa suatu waktu bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan si ibu menangis , memeluk sambil berterima kasih kepada sang guru yang sudah membantu menyelesaikan masalah, bahkan memulihkan anaknya dari kemarahan dan kebencian kepadanya. Pada saat itu juga ibunya meminta maaf kepada anaknya karena sudah membuatnya sakit hati dan marah. Ibu dari si anak didik berjanji akan memberikan perhatian yang sama kepada anak-anaknya, dan tidak lagi mau memukul anaknya.
Ini adalah contoh bagaimana seorang guru yang mengajar dengan hati. Mengajar bukan sekedar menyelesaikan kurikulum tetapi memberi diri melakukan pendekatan secara pribadi kepada anak didik.  
Anak didik bisa bahkan senang curhat kepada gurunya , masih adakah pada zaman ini?
Ini adalah tantangan bagi setiap guru. Ketika anak didik sudah mencintai guru maka apapun yang diharapkan oleh guru akan dilakukan oleh anak didiknya dengan senang hati.  Jadi respon balik dari rasa cinta siswa bisa terwujud melalui sikap-sikap positif. Misalnya penghormatan, kepatuhan, motivasi belajar, kecintaan terhadap tugas, dan rasa ingin selalu menghargai guru yang dicintainya. Dengan sikap-sikap seperti ini maka siswa akan merasakan bahwa belajar sudah bukan lagi sebagai beban atau kewajiban, tetapi sebagai kebutuhan bahkan belajar di sekolah menjadi hal yang selalu ditunggu-tunggu dan  muncul gairah untuk berprestasi didalam diri anak didik.

Berbeda dengan guru yang kurang  atau tidak disenangi oleh anak didik. ketika guru muncul, anak didik pura-pura tidak melihat,  sedih karena guru yang tidak disenangi masuk kelas. Atau memberi salam tetapi karena terpaksa atau hanya sekedar basa-basi saja, karena takut dikatakan tidak sopan atau tidak beretika.
Hal-hal apa saja yang akan dilakukan anak didik  ketika guru yang tidak disenangi mengajar di dalam kelas?
1.     Bosan
2.    Tidak konsentrasi
3.    Mengajak temannya ngobrol
4.    Menggambar dan mencoret-coret apa saja yang muncul dalam pikirannya
5.    Mengantuk
6.    Tidur
7.    dll
 Mengapa ada guru  yang tidak diharapkan  hadir di kelas oleh anak didik?
a.       Penampilan tidak menarik
b.      Bertindak sebagai penguasa kelas
c.       Pilih kasih
d.      Suara terlalu lantang
e.       Terlalu banyak memerintah
f.       Tidak memeriksa PR
g.      Suka menekan siswa
h.       Bernada memaksa
i.        Sering mencela sisiwa dengan kata-kata yang tidak membangun

Seluruh siswa tidak menyukai guru yang berpenampilan tidak menari, seperti penguasa yang suka marah, pilih kasih, suara terlalu lantang yang membawa kesan kasar, terlalu banyak memerintah, tidak menghargai kerja siswa dengan tidak meemeriksa PR,  suka menekan siswa , memaksa, dan sering mengeluarkan kata-kata yang tidak membangun.. ketika guru mengajar mungkin siswa akana mematuhi guru tersebut, namun patuh hanya sekedar takut namun tidak menghormatinya.
Juka ingin menjadi guru yang diidolakan murid dan berdampak positif bagi peserta didik, bahasan-bahasan di atas bisa menjadi acuan, lalu berusahalah menjadi guru yang diidolakan peserta didik karena akan sangat berdampak positif bagi peserta didik , dan bagi guru sendiri.

No comments:

Post a Comment